Wednesday 24 April 2013

RIWAYAT CARUBAN NAGARI (CIREBON)


RIWAYAT CARUBAN NAGARI (CIREBON)



Cirebon berada dibawah kekuasaan Susuhunan Jati Purba Wisesa, salah seorang wali di Pulau Jawa,yaitu Syech Syarief Hidayatullah, atau sunan gunung jati,sunannya gunung yang panetepna kesejatian diri seorang muslim. ia dikukuhkan menjadi panetep panatagama Islam (pemimpin dan penyebar agama Islam) di wilayah Sunda. Ia menjalankan pemerintahan di istana Pakungwati bersama uaknya, Pangeran Cakrabuwana, yang bergelar Sri Manggana. Uaknya itu menjadi kuwu Cirebon II  setelah Ki gendeng Danusela atau Ki Gendeng Alang alang, dan juga sebagai manggala (panglima angkatan bersenjata).

 Para wali menyebutnya puseur bumi, negeri yang ada di tengah Pulau Jawa, sementara penduduk pribumi menyebutnya Nagari Gede yang lama kelamaan diucapkan Garage dan kemudian menjadi Grage.
Kisah ini berawal dari ki gendeng Danusela seorang pemuda dari keturunan rakyat bukan darah biru atau darah kerajaan yang tinggal di wilayah cirebon girang.Ki gendeng Danusela hanya seorang anak dari seorang pertapa dari shiwa-budha yang telah sampai tingkatan tertinggi hingga moksa yaitu Ki gendeng Danusenta dari rakyat pegunungan wilayah kuningan Sumber.Ki gendeng Danusela mempunyai istri nyai Arumsari putri dari ki gendeng kasmaya.Kehidupan Ki gendeng Danusela sehari hari bertapa dan mengaji diri hingga saat itu di sebut ajaran “Budi yang berakal” ajaran ini berasal dari ajaran budha siwa yang mengalami transformasi ke arah kebaikan dan berbudi luhur yang tulus dengan pengabdian kepada sang alam,sehingga hanya alam lah yang memberi pelajaran bagi hidupnya dan hanya alam lah yang memberi makan untuk kehidupannya.Kesaksiannyapun bersaksi kepada sang penguasa alam yaitu Kanjeng Gusti Pangeran.  adapun pekerjaan nya mencari udang kecil yang disebut rebon untuk dimakan sehari hari dan sebagaian untuk di jual.Ketika itu di cirebon girang di buatlah semacam perdukuhan atau tempat bersosialisasinya semua orang, di babatlah semua alang alang yang ada disekitarnya di wilayah cirebon girang.maka saat itu banyak pula orang2 berdatangan,ada yang berdagang dan ada yang bermukim.
Asal usul dibuat Terasi.
Saat perdukuhan mulai ramai di datangi orang2 dari mana saja,datang sejumlah pedagang dari wilayah sebrang pulau jawa,dengan membawa semacam racun yang memanaskan badan. Ketika beberapa orang2 disekitar pendukuhan mengalami keracunan maka berfikirlah ki gendeng Danusela untuk membuat penawarnya,maka di buatlah terasi dari air udang rebon untuk penawar racun.maka saat itu racun tidak lagi membahayakan, dan racun tersebut di beri nama sabrang (cabe). Karena Terasi terbuat dari air udang rebon maka air itu cai dari udang rebon. Jadi cairebon terus jadi ci rebon.
Singkat cerita
Setelah di buka perdukuhan pertama di cirebon girang maka dibuatlah perdukuhan yang di lemah wungkuk,maka ramai pula di tempat tersebut.Setelah itu di utus oleh Prabu Siliwangi untuk membuka perdukuhan di Jati tujuh dan berhasil. Saat itu di sebutlah dengan nama Ki gendeng Alang alang.
Dari perkawinannya dengan Nyai Arumsari, Ki Danusela (Ki Gendeng Alang alang) mempunyai seorang anak bernama Nyai Retna Riris, kelak bernama Nyai Kencana Larang. Selanjutnya, Ki Samadullah atau Walangsungsang memperistri Nyai Kencana Larang.
Dukuh Tegal Alang-Alang bertambah ramai, dan banyak warga masyarakat Pasambangan yang berpindah ke daerah itu untuk berdagang dan menangkap ikan, tidak ada yang bertani. Ki Gendeng Alang-Alang oleh penduduk pedukuhan dipilih sebagai kuwu yang pertama, sedangkan Ki Samadullah ditunjuk sebagai pangraksa bumi dengan gelar Ki Cakrabumi. Setelah tiga tahun Ki Cakra bumi tinggal di daerah itu, nama pedukuhan berubah menjadi desa Caruban Larang karena desa tersebut tinggal berbagai bangsa dengan agama, bahasa, tabiat, dan juga pekerjaan yang berbeda.
Ki Samdullah adalah walangsungsang anak Prabu siliwangi dari istrinya nyai subang larang anak dari ki Gendeng Tapa dari Surantaka kerajaan kecil di wilayah cirebon daerah Kapetakan Indramayu.
Prabu Siliwangi menyamar menjadi rakyat jelata untuk mengikuti sayembara di negeri Surantaka, kerajaan kecil yang bertetangga dengan Galuh Pakuan, yang diselenggarakan oleh raja Singapura, Ki Gedeng Tapa. Dalam sayembara itu, ia tampil sebagai pemenang dan berhak memperistri Nyai Subanglarang, putri Ki Gedeng Tapa.maka bertambah luas lah wilayah Galuh Pakuan dengan adanya pernikahan tersebut.
Prabu Siliwangi secara turun temurun. Prabu Siliwangi adalah putra Prabu Anggalarang, putra Prabu Mundingkawati, putra Prabu Banyakwangi, putra Prabu Banyaklarang, putra Prabu Susuktunggal, putra Prabu Wastukancana, putra Prabu Ciungwanara, dan Ciungwanara adalah putra Maharaja Galuh Pakwan bernama Maharaja Adimulya.
 Prabu Siliwangi. Dari pernikahannya dengan Nyai Subanglarang, ia mempunyai tiga orang anak, yaitu Pangeran Walangsungsang, Nyai Lara Santang, dan Raja Sangara.karena ketiganya anak seorang raja,maka kakak dari Ki Danusela yaitu Ki  Danuwarsih menerima sebagai murid kedua anak tersebut, setelah itu anak dari Ki Danuwarsih dijadikan istri oleh walngsungsang yang bernama nyai indang geulis.maka anak dari keduanya mejandi istrinya walangsungsang.
Setelah Ki Danuwarsih meninggal walangsungsang belajar kepada syech dari Bagdad yaitu syech Datul Kahfi.dengang senang hati syech Datul Kahfi atau Syech Nurjati menerimanya sebagai murid kesayangannya.
Atas saran Syekh Datuk Kahfi, Ki Cakrabumi (walangsungsang) dan Nyai Lara Santang berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekah. Nyai Indang Geulis tidak ikut serta karena sedang mengandung. Selama di Mekah, keduanya tinggal di pondok Syekh Bayanullah, adik Syekh Datuk Kahfi dan berguru kepada Syekh Abuyajid.

Di Mekah, Nyai Lara Santang diperistri oleh Maolana Sultan Mahmud yang juga disebut Syarif Abdullah, putra Ali Nurul Alim dari bangsa Hasyim yang berasal dari Bani Ismail yang dulu berkuasa di kota Ismailiyah. Juga, membawahi Baniisrail (Bani Israil) di wilayah Pilistin (Palestina). Setelah menjadi istri Maolana Sultan Mahmud, ia diberi nama Saripah Mudaim, dan kakaknya bergelar Haji Abdullah Iman.
Di Mekah, Saripah Mudaim melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Syarif Hidayat. Setelah kelahiran itu, mereka kembali ke Mesir.
Sementara itu, setelah hampir tiga bulan lamanya tinggal di Mekah, Haji Abdullah Iman kembali ke Jawa. Dalam perjalanan pulang, ia singgah di Cempa dan berguru syariat islam kepada Maolana Ibrahim Akbar atau Syekh Maulana Jatiswara. Haji Abdullah Iman dikawinkan dengan putrinya yang bernama Nyai Retna Rasajati dan mempunyai tujuh orang putri: Nyai Laraskonda, Nyai Lara Sajati, Nyai Jatimerta, Nyai Jamaras, Nyai Mertasinga, Nyai Cempa, dan Nyai Rasamalasih.
Sementara itu, di Cirebon,Haji Abdullah Iman mengajar agama Islam dan membangun tajug Jelagrahan beserta sebuah rumah besar, tempat ia tinggal bersama istri dan putrinya, Nyai Pakungwati yang lahir ketika ayahnya mengembara.

Haji Abdullah Iman juga menikah dengan Nyai Retna Riris yang kemudian berganti nama menjadi Nyai Kencana Larang, putri Ki Gendeng Alang-alang atau Ki Danusela atau Mbah Kuwu Cirebon I.
Dari perkawinan ini , Haji Abdullah Iman(WALANGSUNGSANG) mempunyai seorang putra bernama Pangeran Cerbon yang tinggal bersama kakeknya di Cirebon Girang, dan menggantikan kakeknya sebagai kuwu Cirebon Girang. Pangeran Caruban menikah dengan Nyi Cupluk, Putri Ki Gendeng Trusmi dan mempunyai seorang putra bernama Pangeran Trusmi yang pada masa kecilnya bernama Bung Cikal, dikenal pula dengan gelar Manggana Jati. Pada masa itu, Wilayah Cirebon menjadi daerah bawahan bupati Galuh bernama Pangeran Jayaningrat, dan senopatinya bernama Arya Kiban. 
Ki Danusela atau Ki gendeng Alang alang mengangkat anak dari anak bidadari yaitu Selapada yang ditemukan di sebuah batu di wilayah cirebon.
Syarif Hidayatullah tumbuh menjadi seorang pemuda dan tidak mengalami kesulitan untuk belajar ke guru mana saja hingga ilmu nya dari segala aspek sangatlah sempurna.



Disebutkan, pada tahun pertama pemerintahannya Syarif Hidayatullah berkunjung ke Pajajaran untuk melawat datuknya iaitu Prabu Siliwangi. Sang Prabu diajak masuk Islam kembali tapi tidak mahu. Mesti Prabu Siliwangi tidak mahu masuk Islam, dia tidak menghalang cucunya menyiarkan agama Islam di wilayah Pajajaran. Syarif Hidayatullah kemudian melanjutkan perjalanan ke Serang. Penduduk Serang sudah ada yang masuk Islam kerana banyak saudagar dari Arab dan Gujarat yang sering singgah ke tempat itu.

Kedatangan Syarif Hidayatullah disambut baik oleh adipati Selangor. Bahkan Syarif Hidayatullah dijodohkan dengan putri Adipati Selangor yang bernama Nyi Kawungten. Dari perkahwinan inilah kemudian Syarif Hidayatullah dikurniakan orang putra
iaitu Nyi Ratu Winaon dan Pangeran Sebakingking. Dalam menyebarkan agama islam di Tanah Jawa, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunungjati tidak bekerja sendirian, beliau sering ikut berbincang dengan ahli wali lain di Masjid Demak.

Bahkan disebutkan beliau juga membantu berdrinya Masjid Demak. Dari pergaulannya dengan Sultan Demak dan para Wali lain ini akhirnya Syarif Hidayatullah mendirikan Kesultanan Pakungwati dan ia mengisytiharkan diri sebagai Raja yang pertama dengan gelaran Sultan.

Dengan penubuhan Kesultanan tersebut Cirebon tidak lagi menghantar ufti kepada Pajajaran yang biasanya disalurkan melalui Kadipaten Galuh. Tindakan ini dianggap sebagai pembangkangan oleh Raja Pajajaran. Raja Pajajaran tak peduli siapa yang berdiri di balik Kesultanan Cirebon itu maka dikirimkannya pasukan tentera pilihan yang dipimpin oleh Ki Jagabaya.

Tugas mereka adalah menangkap Syarif Hidayatullah yang dianggap lancang mengangkat diri sebagai raja tandingan Pajajaran. Tapi usaha ini tidak berhasil, Ki Jagabaya dan anak buahnya malah tidak kembali ke Pajajaran, mereka masuk Islam dan menjadi pengikut Syarif Hidayayullah.

Dengan bergabungnya tentera dan pegawai pilihan ke Cirebon maka makin bertambah besar, pengaruh Kesultanan Pakungwati. Daerah-daerah lain seperti: Surantaka, Japura, Wana Giri, Telaga dan lain-lain menyatakan diri menjadi wilayah Kasultanan Cirebon.
Kebesaran Syarief Hidayatullah terdengar hingga ke negeri Cina,dan saat itu Dinasti MING yang terkenal mencoba untuk meluaskan tanah jajahannya.utusan ming yang bernama Ma Huan mencoba cari tahu tentang Syarief Hidayatullah, dan utusan tersebut memberikan informasi bahwa memang sangatlah sulit untuk menaklukannya. Strategi demi strategi di buat dan tipu daya dilakukan hingga berhasillah dinasti MING menaklukan cirebon dengan putri ong tin nya.sehingga cina berhasil masuk ke cirebon dan mendapatkan wilayahnya sebagian di sekitar keraton dan sebagian di kuningan.maka orang cina di datangkan dan menetap di wilayah tersebut hingga berpopulasi dengan orang2 cirebon.

1 comment:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    ReplyDelete